Sidebar ADS

Beredar Berita Kelompoktani Sedyo Makmur Sulit Dapatkan Pupuk Subsidi, Dispertan Grobogan : Itu Soal Minimnya Komunikasi

Foto atas : Dari kiri, Kusnanto (Ketua Gapoktan Kel. Kuripan), Suyatno (Kasi PSP Dispertan Grobogan), Ikhsan (Koordinator penyuluhan pertanian).
Foto bawah : Pihak KPL, dari kiri, Erma, Purnomo

GROBOGAN || Petanesia.com - Beredarnya pemberitaan sejumlah petani yang tergabung dalam wadah kelompoktani Sedyo Makmur di Kelurahan Kuripan, Kecamatan Purwodadi, Kabupaten Grobogan, mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi. 

Keluhan para petani ini kemudian  mendorong Dinas Pertanian turun kelapangan menindaklanjuti dan memastikan kebenaran di lapangan.

Mewakili Dinas Pertanian (Dispertan) Grobogan yakni kasi Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Suyatno (Sub Koordinator Pupuk dan Pestisida) mengatakan terkait sulitnya para petani mendapatkan pupuk bersubsidi karena faktor minimnya komunikasi.

"Intinya ini soal kurangnya komunikasi, terutama aturan mekanisme penyaluran Subsidi pupuk bersubsidi. Kalau masing-masing memahami, saya kira tidak akan terjadi permasalahan di lapangan," jelas Suyatno kepada Portal Jateng News, Selasa (3/9/2024).

Sementara menurut Purnomo, pihak KPL sekaligus wakil ketua kelompok tani Sedyo Makmur, bahwa pendistribusian pupuk bersubsidi sesuai data (RDKK), namun terkendala oleh mereka yang tidak terdata di RDKK.

"Kami terkendala oleh mereka yang tidak masuk data RDKK. Disinikan kebanyakan garap sawahnya 'lelangan bondo desa' jadi penggarapnya selalu berganti orang," tuturnya.

Kemudian kata Purnomo, bagi mereka yang tidak terdata di RDKK tetapi menggarap sawah untuk penebusan pupuk harus menunjukkan surat keterangan penggarap dan selanjutnya melakukan penebusan pupuk sesuai aturan yang berlaku.

"Itu yang terkadang menemui hambatan, disamping memakan waktu, petaninya tidak bersedia," jelasnya.

Bukan itu saja, kata Purnomo, ada 150 kartu tani yang kereject. Hal itu yang menuntut KPL harus mampu menyalurkan kuota pupuk subsidi.

"Kendala itu yang membuat kami kesulitan untuk menyalurkan pupuk ke petani sesuai alokasi," terang Purnomo.

Dikatakan Purnomo, pihaknya tidak bisa memenuhi sesuai keinginan petani, karena alokasi dan kebutuhan petani yang berbeda dan kurang fahamnya petani dengan mekanisme penyaluran pupuk bersubsidi.

"Petani yang melakukan penebusan diawal tahun akan mendapatkan alokasi pupuk yang lebih sedikit dibanding dengan petani yang melakukan penebusan setelah bulan Mei, karena mulai bulan Mei kamarin ada penambahan kuota pupuk dari 4,7 juta ton menjadi 6,5 juta ton untuk pupuk jenis Urea dan NPK," jelasnya.

Dia mengatakan, untuk stok pupuk bersubsidi, hingga akhir tahun aman.

Editor : Heri
Lebih baru Lebih lama
Sidebar ADS
Sidebar ADS